Jumat, 26 September 2014

foto Kegiatan HUT Pramuka ke 53 dan HUT GUDEP 047-048 Ke 8 (kegiatan Pembukaan)

Ka.SUNARDI selaku Pembina Upacara
dalam Pembukaan HUT Pramuka Ke 53 dan 
HUT Gudep 047-048 ke 8 di SMP N 1 Perbaungan
Ka.Pembina Putra dan Ka.Pembina Putri
Gugus depan 047-048 SMP N 1 Perbaungan
sedang duduk sanatai 
Ka.SUNARDI selaku Pembina Upacara 
sedang memberikan pengarahan
Salah satu personil upacara pembukaan
Tofiq (kiri) & Yugo (kanan)
Tofiq selaku Pratama Upacara
  Keikutsertaan PASKIBRA SMP N 1 Perbaungan
dalam rangka HUT PRAMUKA 047-048 ke 8 SMP N 1 Perbaungan
 para pembina sedang berkumpul setelah seleai
upacara pembukaan





 

Rabu, 03 September 2014

CARCEP Membaca MORSE

Cara cepat Membaca Morse Metode Tabel

Banyak metode yang bisa digunakan dalam mempelajari teknik kepramukaan morse secara mudah dan cepat. Berbagai cara cepat dan metode dalam mempelajari morse yang sering digunakan antara lain metode koch, metode substitusi, metode pengelompokan, hingga kode tabel dan lagu morse. Kali ini kita akan mempelajari salah satu cara menghafal dan membaca morse dengan cepat menggunakan metode tabel morse.

Cara membaca morse dengan menggunakan metode Tabel Morse adalah dengan memanfaatkan tabel morse sebagai berikut:

Tabel Morse

Cara Menggunakan Tabel Morse

Petunjuk cara menggunakan tabel morse sebagai mana gambar di atas cukup gampang dan mudah. Caranya adalah:
  1. Tabel di atas terbagi menjadi 4 baris yang masing-masing baris memiliki jumlah kotak (kolom) yang berbeda.
  2. Masing-masing kotak bertuliskan huruf alfabet.
  3. Masing-masing kotak didasari dengan dua warna yang berbeda yaitu hitam dan putih. Kotak berwarna putih menunjukkan kode titik ( . ) sedangkan kotak berwarna hitam menunjukkan kode strip ( - ).
  4. Baca dari baris atas ke bawah. Artinya isyarat kode pertama menunjuk baris pertama, isyarat kode kedua menunjuk baris kedua dan seterusnya.
  5. Kotak dengan kode terakhir itulah yang menunjukkan huruf morse. 
  6. Contoh cara membaca morse dengan menggunakan tabel morse:
    • Kode morse yang diberikan adalah " --.. "; 
      • kode pertama strip (-) maka tunjuk baris paling atas yang berwarna hitam (kotak sebelah kiri) yaitu kotak "T"; 
      • kode ke-2 strip (-) maka tunjuk baris kedua di bawah kotak "T" yang berwarna hitam yaitu kotak "M"; 
      • kode ke-3 titik (.) maka tunjuk baris ketiga di bawah kotak "M" yang berwarna putih yaitu "G"
      • kode ke-4 titik (.) maka tunjuk baris keempat di bawah kotak "G" yang berwarna putih yaitu "Z"
      • Kode terakhir inilah yang menunjukkan huruf morse sehingga " --.. " terbaca sebagai huruf "Z"
    • Kode morse yang diberikan adalah " .-. ";
      • kode pertama titik (.) maka tunjuk baris pertama yang berwarna putih yaitu kotak "E";
      • kode ke-2 strip (-) maka tunjuk baris kedua di bawah kotak "E" yang berwarna hitam yaitu kotak "A"
      • kode ke-3 titik (.) maka tunjuk baris ketiga di bawah kotak "A" yang berwarna putih yaitu kotak "R"
      • karena hanya tiga kode maka berhenti pada baris ketiga. Sehingga " .-. " terbaca sebagai huruf "R".
Berlatih mengirim dan membaca serta menghafal kode morse atau sandi morse kini bisa dilakukan dengan mudah dan cepat dengan menggunakan metode Tabel Morse. Dan perlu disampaikan sekali lagi bahwa metode ini bukanlah satu-satunya metode dalam mempelajari morse. Masih terdapat berbagai metode lain yang mungkin malah lebih mudah dan cepat jika digunakan dalam mempelajari dan menghafalkan morse.

Sejarah Baden Powell

Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.

Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.

Baden Powell
Baden Powell

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).

Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
  1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
  2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
  3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.

Baden Powell
Baden Powell bersama pramuka

Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan. 

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).

Baden Powell bersama istrinya, Olave Soames
Baden Powell bersama istrinya, Olave Soames

Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round the World (1935) dll.

foto kegiatan pramuka SMP 1 Perbaungan



foto waktu selesai HUT RI 69

Regu Cobra

 Acara makan bersama dengan Anggota PASKIBRA
SMP N 1 PERBAUNGAN


 Tofiq R sebagai Pimpinan Upacara HUT RI ke 69
di SMP N 1 Perbaungan


Anggota Cobra yang lagi kelaperan 
hahahaha!!!!


 kerja Sama Pramuka & Paskibra
SMP N 1 Perbaungan



ketingaalan satu foto lagi nanti marah pulak.hahaha
nih Naufal sebagai Pimpinan Upacara 
kegiatan Upacara yang di hadiri bapak Camat Perbaungan


















Senin, 01 September 2014

SALAM PRAMUKA.....


Perkenalan pertama Blog SMP N 1 Perbaungan